22/10/10

JEJAK BAYU DAN RANI #1
Oleh Ayunda Layla Prihapsari

"Kau yakin akan menginap digedung ini sampai besok pagi, Bayu ?" tanya Rani sambil mengibasngibaskan baju, pita merah yangg sedari tadi menalikan legam rambutnya pun dilepas karena basah. Bayu, berdiri disamping gadis belasan tahun itu, terlihat tengah mengamati seluruh isi rumah tua yang kini meneduhi mereka. Dinding tanpa warna, loronglorong gelap dan menyeramkan. Tapi tak ada gedung lain disekitar ini, hanya ada gardu pos kecil, pun di perbatasan kampung sebelah, terlalu jauh andai harus kesana lagi, sedangkan hujan kian deras diluar. Halilintar bersahutan, nyaris tanpa jeda.
"Iya, Ran. Tak ada pilihan lain. Gandeng tanganku !" jawab Bayu lantas menarik tangan mungil Rani, digenggamnya erat. Keduanya adalah sahabat karib, sama2 seneng nglayap. Kali ini, liburan 3hari sedianya akan mereka manfaatkan untuk berpetualang ke Bukit yang menjadi batas kota dengan kampung mereka.
"Tapi...." mata Rani tertuju pada sebuah ruang tanpa lampu, dimana sekatsekatnya hanyalah kaca bening tinggi, meski tak menyentuh langitlangitnya. Katakatanya menggantung, Rani ragu meneruskan.
"hahaha, kau takut ya Ran? kan ada aku bersamamu." jawab Bayu dengan tawa lantang, hingga gaungnya memantul ulang. Ah, Bayu ! tawamu kali ini seperti sengaja hendak menguji nyaliku. Walau jemariku erat Kau pegang, tapi hatimu tibatiba aku merasa tak mengenalimu lagi, gumam Rani dalam gelisahnya.
"ya udah, kalau kamu semantap itu. aku nurut" sahut Rani kemudian. Suasana hening, sesekali terdengar suara daun pintu terbuka paksa oleh terpaan angin, menghentak ditiap ujung gerak. Semakin mencekamkan malam. Tibatiba Bayu melepas genggaman Rani, dan berjalan menuju ke sebuah kamar. Tangannya menyentuh gagang pintu, diputarnya berulangkali, tak berhasil terbuka. Ia mundur beberapa langkah, lantas... 'gubraakkk' daun pintu ambruk, ditendang kaki kokoh Bayu.
"Ran, sini.. cepet. Kita duduk dibagian ini. Lihat, ada bangkubangku kecil dan meja kayu." Bayu berteriak gembira, lalu berlari kearah Rani. menuntun gadis itu menuju ruang yang dia tunjukan tadi. Rani masih tetap menahan gusarnya, menyembunyikan kedalam senyum, agar tak terbaca oleh Bayu. Keduanya kemudian duduk bersebelahan...

JEJAK BAYU DAN RANI #2
Oleh Ayunda Layla Prihapsari

"Nyalain lilin donk,Ran.. korek apinya disaku ransel sebelah kiri." kata Bayu membuka sunyi. Ia lalu berbaring disebelah Rani yang masih duduk dengan bibir gemetar. Tangan kanannya untuk mengganjal kepala, sementara jemari tangan kiri masih digenggam Rani. Gadis itu mengikut perintah Bayu. Ia mulai mengeluarkan isi tas satu persatu. Dua buah buku, alat tulis dalam tepak kecil, alat ibadah, senter, dll. Lilin dinyalakan dan ditaruh diatas meja segi empat usang itu. Rani menghela nafas, sedikit lega karena ada pijar lentera. Ah, setidaknya ia bisa menatap wajah sahabatnya yang kadang menyebalkan itu.
"dasar gelo. tau begini, mending kamu ajak aku hujanhujanan saja diluar." gerutu Rani. Bayu yang lamatlamat mendengarnya, tersenyum geli.Tibatiba ada suara mengagetkan mereka, seperti panci jatuh. Rani ketakutan. ia menggeser posisinya lebih merapat ke Bayu. Dasar Bayu nakal, melihat karibnya panik, ia malah memasukkan sebuah benda kecil ke punggung Rani. kontan saja bocah itu menjerit ! tangan Rani meraih sebuah buku, dilemparkan didada Bayu, hampir saja mengenai wajahnya jika tangan Bayu tak segera menangkis.
"Bayuuuu...!!!" kali ini Rani teriak lebih kencang.
"Puas kamu ? awwas, besuk pagi. aku balas !" ancam Rani, dengan memanyunkan bibir dan mata agak melotot. Bayu terpingkalpingkal mendapati reaksi Rani begitu. Perlahan, Bayu membuka buku yang ditimpukkan padanya tadi. sementara Rani sudah sedikit tenang, membereskan ranselnya kembali.
"hahaha.. darimana kamu dapatkan gambargambarku ini Ran? wah diamdiam kamu pengagum lukisanku juga ya. tuch buktiya kamu kliping." ledeknya pada Rani sambil menunjukkan salahhsatu gambr yang ia buat setahun yang lalu. muka Rani memerah, untung Bayu tak melihatnya.
"jangan GR ya. aku kan cuman ngumpulin aja, buat temen aku kalo duduk diatas punggung kerbau. wkwkwk.." Rani menyangkal lembut.
"halaaah. mana ada maling ngaku !" balas Bayu sengit.
"pokoknya, tidak !! lagian, kalo udah tau aku maling, kenapa ditanya?. lain kali atiati nyimpennya ya." goda Rani menutupi kekalahannya. Mereka tertawa kemudian. Dua jam mereka habiskan waktu diruang itu. Hujan tak mau berhenti. Rani membangunkan Bayu yang baru saja memejamkan mata...

18/10/10

GADIS DALAM KOTAK
Oleh Perempuan Di Keheningan

Mata beningnya menampung gelisah
berlarilari mencari arah
mendekap sebuah Kitab
disebelah tangan lain menenteng boneka

Ia tidak sedang mengitari taman yang penuh bungabunga
rok panjangnya telah bercampur noda
kerudung mungil yg menyisakan seraut wajah terciprat amis darah memerah

Ia memanggil ibunya
Ia mencari ayahnya
Ia terus berlari diantara reruntuhan kota

pada sebuah sudut, dibawah gedung yang tercarutmarut
Ia menemukannya
ayahibu berpelukan dengan luka
tertembus tembakan

penuh cinta, kecupan dilayangkan pada keningkening kedua malaikat hatinya
seucap Syahadat, menemani tertutupnya mata
gadis tersenyum mengiring perjalanan akhir atas Syahid mereka

Dia.. gadis kecil di layar kaca
betapa ingin kukejar dan meraih sisasisa harapnya

[ Kau tau, manisku... setiap yang berhati ibu ingin menemani juangmu. sayang aku tak dilahirkan di kota sucimu. maka dari sini kukirim setangkup doa untuk keselamatan dan 'kemerdekaan' bangsamu ]

11/10/10

KENANGAN SUATU MALAM
Oleh Ibuk'e Cah Cilik

Suatu malam,anakku meminta untk bermain petak umpet dihalaman rumah.Jujur saja,karena waktu itu bulan hanya membentuk lengkung sabit maka ku tawarkan padanya bentuk permainan lain yang tidak terlalu mengundang resiko,demi mengatasi kekhawatiranku.Namun rupanya,keinginan dia tak mungkin lg kucegah.Akhirnya kuturuti juga. Malam itu,kami berteman kerlip kunangkunang,dan pijar gemintang.Angin berhembus lembut,seperti hendak memberi ruang terluasnya untk kami berdua. "Buk,tutuplah mata sampai pada hitunganku ke 10,setelahnya br boleh dibuka dan temukanlah aku dipersembunyianku.Ibu menghadap ke pohon mangga itu ya.mulai satu,dua..."begitu bebernya pnjglebar,pelan suara anakku menghilang,sebelum sempat kukatakan padanya untk tidak sembunyi diantara semak belukar. Hampir setengah jam aku mencari,tak menemu walau sekedar bayang.Tapi seperti apapun,seorg Ibu tetaplah memiliki naluri.Tak kupungkiri aku sangat ketakutan.Kucoba tenangkan diri dan mengatur nafas.Aku diam untk beberapa menit.Berusaha untk mendengar sekedar jejak langkah ataupun irama nafasnya.Benar,ku tangkap sekelebat bayangan bocah kecilku. Merasa telah aman,terpikir olehku untk balik sembunyi.Dengan maksud agar dia mengerti,apa yg ibunya rasa ktka anaknya tak didapati di tmpt biasanya.Gerakku mengendapendap,lantas diam dibelakangnya dgn jarak beberapa meter saja berbatas ilalang yg meninggi. Rupanya dia mulai kebingungan mencariku.Kubiarkan sejenak ! akhirnya dia benarbenar menangis. Adakah ibu yg tega melihat anaknya menangis ? kupeluk tubuh mungilnya dari belakang,kucium keningnya lalu kubiarkan dia mendekapku erat dgn sisa isaknya yang tertahan. "besok malam mau main bgni lg,Nak ?" tanyaku sembari mengusap rambutnya. Ia menggelengkan kepala dgn cepat dan memelukku erat. "Baiklah,kita pulang ya.sudah larut,waktunya Kau untk melelap."dia mengangguk dan tersenyum lantas memintaku untk menggendongnya. [ Ketika aku selalu diam dan menuruti segala permainanmu,BUKAN berarti aku mempermainkanmu ]
potret malam, Hkg 11 oktbr 2010.

09/10/10

KU HENINGKAN CINTA
Oleh Ibuk'e Cah Cilik

Kau pikir aku peduli ?
dengan angin yg kian membadai
dengan gemuruh ombak yg
menggelombang
dengan panas yg kian
mengerontang
musim yang tak tentu arah
aku tak peduli
sebab yang kumengerti
di kota ini kutanam cinta yg tak
kenal mati.
[ menutup sajak tentang
cinta.sbab di hati saja kan
kutuliskan segala,tentang rindu
yg mendendam,tentang kasih yg
begitu dalam.kelak
kubukukan,untuk Kau baca
kemudian ]

08/10/10

KETIKA MERPATI MENJELMA GAGAK HITAM
Oleh Ibuk'e Cah Cilik

Ini perihal Kampung
kita,Sayang...
dimana kita pernah meng-
karunkan sekotak kenang
tentang benderang purnama
diteras rumah,
anakanak gemulai
menari,berkidung dan tertawa
renyah,
kerlip kunangkunang mengintip
dengan kedip hendak
menyentuh bahagia yg kita cicip
Ini perihal Kota tempat kita
menyulam cita,Sayang...
yang jernih airnya serupa
bening kaca
aneka puspa mekar
disudutsudut taman
semesta bersahaja,mengkaribi
manusia
teduh,tentram
hari ini,
bukan tanpa sebab
bila akhirnya nestapa itu kita
cecap
kehilangan yang runtut,
bala' yang berantai..
adalah ulah tangantangan kita
yang serakah
adalah gambaran jiwajiwa kita
yang carutmarut
gelap,pekat tanpa cahaya
kini Melatimelati berkelopak
Kamboja
kini Merpatimerpati menjelma
Gagak hitam,
bukan karena siapasiapa,
hanya kita
salah kita.

02/10/10

UNTUK ANAKKU
Oleh Jejak Jejak Senja

04 November 2009
jam 21:19

malam ini sunyi Nak...hanya
desahan nafas ibu yang terasa
berat tertahan, menimang
beban kerinduan akan
kehadiranmu !! Sungguh sekejap
pun tak dapat ibu pejamkan
mata, karena angan sibuk
menelusuri, mengais sebuah
jawaban dari segelintir
tanya, sedang apakah engkau di
sana ? Bila saat ini raga kita
terpisah.. bukan karena ibu tak
lagi mengasihimu, namun jauh
dari itu, ibu hanya ingin mewujudkan
apa yang menjadi
pengharapanmu..meski semua
tetap kita letakkan kembali pada Sang
Penentu, tapi sekali lagi ibu
katakan... ibu ingin memberi yang
ibu mampu lakukan, walau
sesak di dada ini sebagai
tebusan, sungguh ibu tak
menuntut lebih, ibu hanya ingin
engkau tersenyum ...

TENTANGKU
Oleh Jejak Jejak Senja

14 Januari 2010
jam 10:06

mewakili jawaban atas sbuah
pertanyaan......ktka kau tny"
Anda udah ibu2,tp kok suka
bola "...sy hny bljr memaknai
KEHIDUPAN,spt sbuah
pertandingan !ada aturan yg
membatasi gerak laku
kita,dimana lbh diperlukan
brfikir n brtindak ketimbang
brbicara.ada resiko dr stiap
tendangan yg terlesat.meleset
atau goal !trkadang harus rela
menerima peringatan atas
kesalahan,bhkan jika berulang
maka kartu kuning jd
ancaman.smua itu hny demi
langkah selanjutnya tuk lbh
teliti dan brhati hati.sportif,ktka
sang pengadil trpaksa
melayangkan lembar
merah,mengeluarkan langkah
meski usaha kt tlah susah
payah,tetapi itu krn kesalahan
dr diri kt..dgn bgtu,ada saat
merenung,introspeksi,pd
pertandingan berikutnya sanksi
jgn sampai menghampiri
lg...dan..jika brhasil mencetak
sukses melalui Goal,ingat bhw
itu hasil dari kerjasama..teman2
team,doa penonton,cuaca yg
brsahabat,dan keberuntungan
itu dari SANG PENCIPTA KAKI
INDAH pemainnya..belajar
menerima kekalahan dgn
lapang dada,menghargai
apapun dan siapapun yg ada di
sekeliling kt,krn tanpa itu
smua,kt bukanlah siapa2.tidak
trlalu penting warna,model dan
wujud busana team yg
dikenakan,tetapi KESATUAN
TEKAD untk merealisasikan
sbuah kemenangan...maaf,hny
ini yg bs ku jelaskan.

SEPASANG MATA
Oleh Jejak Jejak Senja

Nak...ibu menuliskan ini msh
dgn situasi yg sama,antara
membenarkan jawaban yg
hendak ibu jelaskan
kepadamu,atau ragu untk
menjabarkannya !tetapi
menimbang dr semua
itu,bukankah akan lbh tak
bijaksana jika ibu membiarkan
pertanyaanmu terhempas bgtu
saja oleh berputarnya
waktu....bibir
mungilmu,melontarkan tanya "
Bunda...benda apakah yg
terbesar di dunia ? " .serta
merta ibu trtawa,dalam
kebingungan.tp kini,ibu ingn
mengatakannya,mungkin benda
yg kau maksud adalah
SEPASANG MATA.yg jika
engkau,ibu atau yg bc catatan
ini memilikinya,maka kt mampu
menyaksikan segala kebesaran
yg ada.dgn kedua bola mata,kt
mampu menatap setiap sudut2
candi Borobudur,yg kau blg itu
keajaiban dunia oleh krn
kemegahannya.dgn kedua mata
bening
kt,gajah..badak..onta..samudera..luasnya
hutan rimba,semuanya mampu
trcakup hny dgn kedua mata
kita.jika engkau sudah
memahami,bhw SEPASANG
MATA ini bgtu besar dan
berarti..maka milikilah itu dgn
segenap kecintaanmu trhadap
yg menciptakannya
kepadamu.bersyukurlah untk
hal itu,jaga jernihnya selalu.
Untk arjuna kecilku,terima
kasih ats pertnynmu dan juga
nilai2 ulanganmu.Ibu sgt
bahagia...
Hongkong, 18.01.2010

YANG TAK ADA
Oleh Jejak Jejak Senja

23 Januari 2010
jam 22:10

tepat ketika takbir
menggema,malam menjelang
lebaran.kulipat lembaran
keinginan,kuselipkan rapat2
dlm kantong hatiku. Tidak dgn
airmata aku hrs menegarkan
jiwa,ktka menyaksikan teman2
asyik memamerkan baju dan
sepatu baru yg dibelikan
orgtua,atau celoteh mereka
tntg makanan2 sbg hidangan
stlh sholat ied brsama2..ku
telan ludah ! Itu smua yg tak
ada padaku.dan airmata tak
akan mampu menciptakan
ketiadaan itu
kehadapanku...paginya,saat
smua brgandengan tangan
menuju masjid raya,,aku brjalan
sndr tanpa sesiapa,baju lamaku
kadang jd sumber trtawaan,blm
lg sandal jepit sepasang yg
brbeda warna ! Lagi lagi aku
harus diam memendam.

RINDU
Oleh Jejak Jejak Senja

28 April 2010
jam 15:37

Riuh
resah
kuredam gundah
gelegar
getar
rindu di ujung senar
waktu
menindihtumpangkan sadarku
retaskan
kesanggupan
inikah bagian
sempurnanya penantian
menekuknekuk jemari
angka maju dan mundur
tentu dan teratur
ah,,,tertunduk
disimpul semu

01/10/10

CATATAN BIJI KECAMBAH
Oleh Jejak Jejak Senja

30 April 2010
jam 8:45

Dua biji tanaman tergeletak
bersisian didalam tanah musim
semi yang subur.
Biji Pertama,berkata:
"aku ingin tumbuh ! aku ingin
menghujamkan akarakarku
dalamdalam ke tanah di
bawahku.dan menusukkan
kecambahkecambahku untuk
menembus lapisan tanah
diatasku.
aku ingin menebarkan
kuncupkuncupku yang lembut
laksana panjipanji yg
mengumumkan datangnya
musim semi...
aku ingin menikmati
kehangatan mentari di wajahku
serta berkah embun fajar diatas
kuntumkuntum bungaku".
dan ia pun,tumbuh.
Biji Kedua,berkata:
"aku takut.kalau aku
mengarahkan akarakarku
ketanah bawah sana,aku tdk
tau apa yg akan kuhadapi
didalam kegelapan.
bila aku mencari jalan melalui
tanah yg keras disana,boleh jadi
aku merusakkan
kecambahkecambahku yang
halus...
bagaimana pula kalau aku
membiarkan pucukpucukku
terbuka dan seekor bekicot
mencoba melahapnya ? dan aku
memekarkan
kembangkembangku,seorang
anak kecil mungkin akan
merenggutku dari tanah.
tidak ! jauh lebih baik bagiku
untk menanti disini sampai
keadaan menjadi aman.
dan ia pun,menunggu.
suatu pagi selang duahari
seekor ayam yang mengaisngais
mencari makan diatas tanah
permulaan musim semi
tadi,akhirnya menemukan biji
yang tengah menunggu itu,dan
secepat kilat menelannya.
( catatan ringan ini,ku tulis
setelah menerima telpon dari
Arjuna kecilku,,,entah
mengapa,,tetapi kelak atau
bhkan hari ini,Ia akan
membacanya,meski blm cukup
untk dipahami.terimakasihku
untk cintamu)

SEBUAH MIMPI PAGI HARI
Oleh Jejak Jejak Senja

03 Mei 2010
jam 8:02

Tersaksikan kemilau embun
pada pucukpucuk dedaunan
mimpi pagi ini ku awali
Sayang,,,
jika benar enampuluh detik ini
teramat berharga,maka satu
hal yang akan kulakukan
sebelum mengantarmu pergi ke
sekolah,bergandengan tangan
sembari menyenandungkan lagu
tentang langit biru,adalah :
MEMELUKMU.
Ya,mewakili segala rasa yang
membuncah di dadaku,betapa
teramat kumengasihimu.seperti
perjalanan hari yang bersanding
dgn Sang mentari
begitu inginku,dampingimu
sepanjang setapak yang kita
lewati
pada rimbun pepohonan,kita
titipkan
dua penggal kata :
BERSAMA,BAHAGIA
Jangan gugurkan spt luruh
daundaun kuning dimusim
kemarau
biarkan katakata itu menempel
pd warna teduhnya yg
menghijau
Sayang,,
jika enampuluh detik ini
teramat berarti,satu hal yang
ingin kulakukan sebelum
kumelepasmu,untk memasuki
ruang kelas dan Kau memulai
sederetan aktifitas,yang
tanpaku,adalah mengatakan
dgn jelas : IBU
MENGASIHIMU,NAK
sembari kulayangkan
kecupkasihku di keningmu,,dan
Kau pun berlalu,menghambur
dlm pelukan dunia
kecilmu,menyisakan secuil
senyum,untukku.
dan taukah Sayang ?
Kupinta pada alam
jangan bangunkan tidurku dulu
sebelum lonceng berdentang
sebelas kali
lantas ku bebas 'memiliki'mu
lagi
ah,,
rupanya bel dirumah ini yang
berbunyi terlebih dahulu,
membuyarkan sepenggal mimpi
indahku
dan memaksaku kembali buka
mata
menatap dunia,,,tanpamu

30/09/10

K I T A
Oleh Jejak Jejak Senja

04 Mei 2010
jam 8:19

di ruang hening
Engkau
aku
menggamit
nyeri rindu
kita
cinta
luka
,,, bukan olehku dan olehmu
bilur itu ada ,,,
kita
jemarihati saling berpegangan

INGINKU
Oleh Jejak Jejak Senja

06 Mei 2010
jam 11:38

Langkah hati pasti
menyeret rindu yang terantai
waktu
menimang kangen yang
terbungkus rentang jarak
sering diamku terpaku
bilakah langit memberi warna
pilihan manis pada rasa yang
ada
hening yang ku dapat
sedang jejak terus
merangkak,dilambat lamat
dengarlah Sayang
dalam bisuku aku kan datang
datang
menunggu prasangkamu
melengang
disini tengah kusiapkan
sekotak cinta lama
yang tak dapat kau ukur besar
setianya
Dan hanya itu yang hendak ku
bawa
kehadapanmu
tak bersisa

KETIKA ITU ; HUJAN DI AKHIR TAHUN
Oleh Jejak Jejak Senja

Inikah kita , Sayang ?
berdua begitu hening
di sepanjang jalan
di antara pepohonan hutan
yang tumbuh menjulang
berbaris tak rapi
dimana sisasisa Cahaya mentari
tersirat di antara
batangbatangnya
menerangi sedikit bagian rimba
yang telah menggelap
dimana kita pun
naik turun bukit
dengan kakikaki tak beralas
kini berlumuran lumpur
menginjak genangan air
yang menciprat kemana mana
sesekali kita mengangkat wajah
menengadah ke angkasa
melihat butiran air yang jatuh
menerpa
tepat ketika matahari tiba di
horizon dunia
Ini pertama kalinya [ ketika itu ]
Hujan turun di Akhir tahun
dan ....
Kita tertegun !


[ Hkg 090510 23:59 ]

MAAFKU
Oleh Jejak Jejak Senja

14 Mei 2010
jam 5:51

Di dada mu....
kau kelambu kan warna warni
pelangi
untuk ku bermukim,menari di
antara lapislapis nya
setelah gigil hujan setia
mendera
Di hati mu....
Kau bentangkan sayapsayap
kerinduan
tuk menerbangkan sribu angan
dan cita ku
dan kesanggupan
mengantar,menerobos,
menyentuh langit ke tujuh
Di mata mu....
mengalir bening telaga setia
menantiku
hingga lelahku di beku
hingga jemu ku di bisu
maafkan.....
sampai fajar menyeka lelap
pun masih juga
hati dan rindu ini
berkutat,menggelayut,bersembunyi,,
melekat diantara gumpalan
awan
menjamur pada mega yang
mengabu-abu
menengadah pada rinai hujan
berkecipak dan memerahkan
mata di deras iramanya
tanpa mempedulikan
kehadiranmu....
sungguh maafku......
ijinkan kuberlalu
tanpa semua itu....
waktu yang akan
menjelaskannya
tentang kesendirian yang
kupilih sbg jawaban
agar suci cintamu tak smakin
terluka
dgn 'iya' jika hanya hampa....
[ dedicated 4
Some1........kebesaran hatimu
yg kudamba,aku hny insan
biasa.terlalu biasa..salam ]

29/09/10

SEDERAS HUJAN PAGI INI
Oleh Jejak Jejak Senja

Hongkong, 200510

Setajam rintik yang menukik
deras rinai menjejaki bumi
hujan pagi ini
kembali menyeret kenangan
tentangmu
sendatawa dibawah lengkung
daun pisang
dibatas kenang
mengapit dua sisi agar tempias
tak membasahi
mengusap bulir2 pd rambutku
ah...tatapmu mencumbu hingga
ujungkaki
jengah oleh sapuanpandangmu
mengelak,tak mampu
desir menjalar
kulihat bukan lagi telaga
dikedua bolamatamu
tetapi sepasang bara api rindu
menyulut membakar hasrat
secambuk petir
mengikat rasa,
kuyup kita
menggigil bersama
tak lagi berpayung,membuang
sang daun
kau dekapku
membawa dalam hangat
cintamu
dan hujanpun
tak sanggup mendinginkan
rindu

CANTIKNYA BUDAYA
Oleh Jejak Jejak Senja

20 Mei 2010
jam 10:04


Merangkum perjalananku
selama hampir duatahun di
bumi Naga.
semoga catatan ringan ini,tak
hanya sbg ajang berbagi,lebih
dari itu untuk samasama kita
belajar tentang apa yang tidak
atau belum kita temui di tanah
Ibu pertiwi,INDONESIA.
Tak jauh beda dengan kekayaan
negri kita,Hongkong dipenuhi
dgn perbukitan dan laut laut
kecil.menyebar rata.pun
penduduk yang
menempatinya,tak jarang yang
berprofesi sbg petani dan
nelayan,meski diakui mayoritas
warga adalah karyawan
perkantoran.Jika di negara
kita,rumahrumah dibangun
melebar,tak begitu dgn
bangunan disini.hampir 80%
pemukiman berupa Flat atau
gedung gedung tinggi.mungkin
memang karena
mengefisienkan lahan dan lbh
efektif juga tentunya.
Yang menarik,adalah Budaya
Antri.
Di stasiun,terminal bis atau
tempattempat pemberhentian
kendaraan,selalu tampak orang
orang berbaris sangat rapi.tidak
ada pengecualian,entah
pemuda yang berdasi,cewek
cantik modis,anak
sekolah,nenek yg duduk dikursi
roda lengkap dgn pengawalnya
ataupun karyawan pemerintah
yg berpakaian nyetil dan
berambut klimis.tak saling
berebut ! masing masing atas
kesadaran,tenang berdiri
menunggu jatah masing masing.
Budaya Jujur,dari hal kecil.
ketika bis atau kereta
datang,mereka termasuk aku
juga didalamnya,masuk satu
persatu.Nah,,cara kami
membayar ongkos adalah dgn
menempelkan kartu
PATADONG [Semacam ATM yg
telah kt isi uang sebelumnya ]
dan cara sederhana ini trnyata
berdampak luarbiasa.bisa saja
kita main selonong tanpa duit
tanpa kartu,apalg jika pak supir
sdng sibuk mengisi catatan
antriannya sndri.namun
lagilagi,semua terencana dgn
tatanan yg indah.jikapun ada yg
nekat,pasti merasa malu sndri.
Budaya Tertib,tak kalah
menarik.
Disini hampir tak ada istilah
macet di jalan.selain karena
terbatasnya jumlah kendaraan
pribadi [parkir mahal lho hehe]
juga memang karena tingkat
Kedisiplinan sgt tinggi.meskipun
jalanan lengang dan sepi,Para
supir tidak akan menerobos
Lampu merah,tanpa
pengawasan polisi lalu lintas
sekalipun.bahkan malam ketika
suasana sepi pun tetap sama.

PESAN DARI LEMBAH SUNYI
Oleh Jejak Jejak Senja

21 Mei
2010 jam 13:33

sebuah pesan,untukmu yang
menjahit waktu dengan menunggu

Tuan,
sungguh bukan ini yang kupinta
jika pada akhirnya mencipta
segores luka
sedari awal telah
kuisyaratkan,jangan mendekati
Himalaya,jika kemudian
rindumu pun turut kelu dan
beku karenanya.
menjauhlah....raup kembali
putih hatimu,kemas dan
pulanglah ke istana damaimu
aku hanya pengembara,yg
mencinta tebing dan bebatuan
terlalu lembut jiwamu tuk turut
dgnku,
banyak duri kan kau
jumpai,merobek halus
kulitmu,,pun akan lelah
ragamu,tempuhi badai,dan
musim tak tentu
Tuan,
jangan menanti di tepian
dermaga
karena aku tak akan melarung
kearah itu
atau bahkan tetap berdiri
disini,tak berlayar kembali
tak akan kau temukan aku di
kapal terakhir yg menujumu
Tuan,
Engkau sendiri tau
kesunyian ini jawabanku
ijinkan aku tetap disini
mendekap sepi
aku hanya tak ingin
ada luka di hatimu
mawar telah diujung beku
abaikan senyum yg msh
menggenangi mimpimu
lihatlah didepanmu
peri peri cantik
mengitari,pilihlah satu
diantaranya
atau malam ini,petiklah kerling
rembulan yg berpurnama
untk menutupi bayang lama yg
msh menjelma.
Tuan,
tak seindah sajakmu kurangkai
pesan bisu ,semoga tak ada
hujan stlh ini sampai
padamu.maafku,disunyiku.

CATATAN MEI, DI SBUAH SABTU PAGI
Oleh Jejak Jejak Senja

Hongkong, 220510

Tanpa sayap
hanya segurat harap
Gadis kecil itu menjelajah langit
menyingkap arakan awan
pada keperkasaan angkasa ia
bertanya
dimanakah dapat menemu
tahtamu ?
tak ada jawaban
terisyaratkan terik maupun
hujan
hai Engkau Sang mata raksasa
dapatkah terangmu tunjukkan
padanya
di bumi manakah kabut dan
angin menyembunyikan
........ diam ..........
kata Gadis Kecil itu
" sedang aku tidak datang dgn
segenggam debu untk
kotamu......."
sembari mengusap butir2
bening yg jatuh luruh dibajunya
yg lusuh

04/09/10

MENDUNG DI PELABUHAN RATU
Oleh : Perempuan Di Keheningan

Tantri pulang dgn bau mulut yg
tak asing lagi.Langkahnya
sempoyongan,rambut yg
tadinya digelung rapi kini
berantakan.Pun ocehan yg
keluar dari bibirnya dapat
ditebak,adalah rentetan gumam
serupa orang edan.Bi
Inah,pembantunya bergegas
membukakan pintu dan
memapah masuk ke dalam
kamar.Dilepaskannya sepatu
dan ikat pinggang nona cantik
itu."sampai kapan mau
begini,Non?"keluh Bi Inah
sembari mengelus
dada.Maklum,dia adalah
pengasuh Tantri sejak
kecil.Hampir smua peristiwa
dirumah juragan yg telah
menganggapnya sbg keluarga
itu,Ia tau.Sering ia menangis
menyaksikan Tantri pergi
petang pagi pulang dan selalu
dlm keadaan mabuk.
Tantri,putri satusatunya
pasangan pengusaha ternama di
kota Subang,seharusnya tak
perlu mengalami nasib seperti
ini.Gadis berbodi sexy lulusan
sebuah perguruan tinggi dgn
titel sarjana,segala fasilitas
hidup hampir dipastikan tdk
bakal kepayahan,terpaksa
menelan pil pahit setelah
menjadi korban perlakuan
biadab seorg lelaki hidung
belang,yang tak lain adalah
calon suaminya sendiri,hasil
perjodohan.
Setahun yang lalu,pada
pertengahan
desember,derasnya hujan yg
mengguyur kotanya adalah
saksi,awal kisah kelam gadis
itu.
Sepulang menghadiri pesta
pernikahan sahabatnya,Tantri
diantar Amir menuju villa
orgtuanya di Puncak.Hanya
berdua.Kebetulan pak
Karman,supir pribadinya tengah
cuti duahari di kampung
halaman.
Tak ada kecurigaan atau
firasat,apalagi mengingat ia
adalah calon pendamping
hidupnya,yang tentu akan
menjaga dan melindunginya.
"Mas Amir sudah telpon ke
Papa ya ?" tanya
Tantri.Sementara Amir yg
memegang kemudi,hanya
menjawab dgn anggukan.
"Papa kok tidak menghubungi
Tantri dulu,juga gak ngasih tau
kalo malam ini mau nginap di
villa " kali ini,Tantri
memberanikan diri
menyodorkan pertanyaan pd
Amir,lbh spesifik.
"Papa tadi cuman pesan,kita
disuruh kesana."jawab Amir
tanpa menoleh pd Tantri.Gadis
menghela nafas,berharap apa
yg dikatakan Amir adalah
benar.
[ cttn ini terbagi atas 2
bagian.Bagi yg merasa
request,mhn di tggu bentar
lanjtnya.dan silakan
disimak.kritik n saran,dibuka ]

MENDUNG DI PELABUHAN RATU #2
Oleh : Perempuan Di Keheningan

Lengang,tak ada sesiapa di dlm
villa itu.Hanya satpam yg
berjaga dipintu gerbang dan
seorang tukang rumput yg oleh
papanya Tantri diberi
kepercayaan untk menjaga
tempat tsb,tidur di ruang
belakang dgn bangunan
terpisah.Diluar hujan masih
sangat deras,petir sesekali
menyambar.Berdua mereka
turun dr mobil.Tibatiba tangan
Amir meraih gagang pintu dan
mengambil kuncinya stlh
mereka berada didalam.Tantri
kebingungan.entah setan mana
yg tlh merasuki pikiran
Amir,malam itu Tantri seperti
santapan seekor
singa.Perlawanan Tantri justru
membuat Amir
geram.Ditamparnya gadis itu
berulangkali hingga tak
sadarkan diri,kemudian
dilampiaskan keinginannya
trhdp gadis itu.Rupanya tak
cukup,tubuh Tantri dibopong ke
mobil,meninggalkan
villa,menuju Pelabuhan Ratu.
Disebuah rumah
kontrakan,Tantri dijadikan
bulanbulanan Amir dan 2 org
temannya,lantas di tinggalkan
begitu saja.Hingga keesokan
harinya,ditemukan seorg ibu
muda yg bermaksud mengantar
surat pd penghuni rumah.
Luka itu tak terkata.Dua bulan
lbh Tantri mendekam di
kamar,tatapan kosong
menerawang.Hingga suatu
hari,ia pergi ke sebuah
bar.menghabiskan
malammalamnya disana.
Bahkan kini,ia jatuh dari satu
pelukan lelaki ke lelaki
lain.Berharap kelak dapat
menemukan Amir untk
kemudian menikam atau
menjerat lehernya,agar
merasakan kepedihan serupa.
Namun sampai saat ini,nama
Amir bahkan tak pernah
didengarnya lagi.
[ maaf ya,tak sempurna ku
tulis... ]

03/09/10

LEZATNYA SEBUAH JANJI
Oleh : Perempuan Di Keheningan

Intan masih saja sibuk menata
kamar dan ruang tamu,padahal
jam telah menunjukkan pukul 9
pagi.Waktu dimana Ia harus
segera berangkat menjemput
kepulangan Iqbal,suaminya dari
rantau. Belum selesai
memasang taplak meja,tibatiba
Ia dikejutkan oleh bunyi klakson
mobil milik Anton,sang kakak
yang diminta untk
mendampinginya ke Bandara.
"Ntan...cepet,udah siang.Ntar
terlambat lho"begitu teriak
Anton memanggil Intan,adik
semata
wayangnya.Keduanya,meskipun
telah samasama menikah dan
berlatar belakang ekonomi yg
jauh berbeda,tetaplah menjadi
sepasang adikkakak yang saling
mengasihi seperti ketika masih
kanakkanak dulu.
"Iya Mas.Bentar ah,ngambilin
jaket buat Rayhan dulu."jawab
Intan dari dalam
rumah.Rayhan,malaikat kecil
buah perkawinan Intan dgn
Iqbal 6thn yg lalu,kini telah
berusia 4thn.Bocah kecil itu
hampir tak pernah
bertatapmuka dgn sang
ayah,lantaran nasib
membawanya jauh
terpisah,demi masa
depan.ya,lagilagi sbuah alasan
yg kadang membuat kt menelan
ludah ktka
membicarakannya.Ironis,di
kampung yg terkenal gemah
ripah loh jinawi,kaum lelaki
justru kesulitan mencari
nafkah.Lapangan pekerjaan
susah didapat,kecuali bagi
mereka yang memiliki sawah
atau kebun.Itupun,kini ratarata
telah dikuasai sebagian
pendatang baru yang punya
modal cukup
gede,menggandeng para
tengkulak dan beberapa gelintir
pengayom rakyat yg masih bisa
di cokol dgn berlembarlembar
rupiah demi untk mendapat
persetujuan warga agar
bersedia menjual lahan mereka
pd para tuantuan
itu.Alhasil..negara tetangga lah
tujuan satusatunya untk dpt
mengadu nasib menyambung
hidup keluarga.
Dan,Iqbal adalah salahsatu dari
jutaan Buruh Migran
tersebut,terhitung sejak Rayhan
berusia 3bulan dalam
kandungan.Namun
demikian,kepahitan kepahitan
rumahtangga yg mereka alami
tidaklah menyurutkan keduanya
untuk tetap hidup dalam satu
ikatan.

[ sambungan msh dlm
proses..harap
bersabar.hehe..mengisi waktu
malamku dgn belajar
menulis.Kritik
saran,dipersilakan ]

LEZATNYA SEBUAH JANJI #2
Oleh : Perempuan Di Keheningan

Bertiga merekapun berangkat
menuju Juanda.Disepanjang
perjalanan,Rayhan yang
tergolong bocah pintar itu
bersenandung riang.Ada saja
polahtingkahnya yg membuat
gemas.Sesekali Ia melemparkan
suatu tanya."Buk,kenapa sich
roda itu kok bulet?".."Buk,kalo
lampunya merah kenapa
berhenti?harusnya pas nyala
hijau saja ya mobilnya gak
boleh jalan!"..tentu saja dgn
lidah cedalnya yg justru
semakin membuat Intan dan
Anton kadang
terpingkalpingkal..Ah,barangkali
saja,naluri bocah itu yg terlalu
peka.Sedemikian bahagianya
menyambut kedatangan sang
Ayah.Hampir 2jam
perjalanan,mobilpun memasuki
area parkir Bandara.
"Jam berapa pesawatnya
mendarat,Ntan ?" tanya Anton
membuyarkan lamunan
Intan.Intan pun sontak gagap
dibuatnya.
"Eh..ehmm,anu..jam 11.10 Mas"
jawab Intan gugup.Ada
perasaan aneh yg menjalar
dibenaknya,namun segera Ia
tepis.Merekapun turun.Intan
menggendong Rayhan.Anton
berjalan
disampingnya.Memasuki
terminal 3.
"Sudah lewat dr setengah jam
lho,Ntan.Kok Iqbal blm nongol
juga.Coba kamu ke ruang
informasi,tanya ke
Petugas.Rayhan biar aku yg
gendong"cerocos Anton
membujuk adiknya itu.Ternyata
Anton jg menyimpan
kegelisahan yg sama.Hanya saja
keduanya saling menutupi.
"Mas,,tidak ada nama Mas Iqbal
di pesawat itu tadi.Bagaimana
ini ?"wajah Intan mulai
memucat.Beberapakali Ia
tampak menggigit bibir
menahan getir.Satu dua jam
berlalu,tetap tak menemukan
sosok suami yg Ia
tunggutunggu.
"Istirahat sebentar Ntan.minum
air dulu.Nich.."ujar Anton
sambil menyodorkan sebotol air
mineral kpd adiknya.Ia
mencoba menenangkan dgn
menepukbahu Intan.Sementara
keduamatanya masih menyisir
pintu keluar terminal
3.Resahnya tak kalah hebat dgn
kekhawatiran Intan yg terlukis
dr nanar mata Intan.meredup
pelan..serupa harapanharapan
yg sedari pagi td telah rapi
tertata.
"Dik,pertengahan Ramadhan
aku pulang.Agar nanti Lebaran
kita bisa menikmati waktu
bersama Rayhan.Aku juga
kangen sama anak kita."adalah
penggalan dr surat yg Iqbal
kirimkan sebulan yg
lalu.Bahkan sms2nya pun msh
disimpannya.Tapi kenapa jadi
begini?
janganjangan..ah,mungkinkah
Mas Iqbal pergi ketmpt
lain,atau ??".belum tuntas
angannya menanak
duga,seseorg tlh lbh dl
memangglnya dr arah
belakang.
"Mbak Intan ya ini ?"tanya
lelaki itu,mengulurkan tangan
untk berjabat lantas
menunjukkan foto Intan dan
Rayhan saling berdekapan.Foto
itu yg Ia krmkan pd suaminya
dulu."Mas Iqbal,dimana Mas?
bagaimana keadaannya?Anda
temannya bukan?"Intan
memberondong pertanyaan pd
laki2 yg kemudian diketahui
bernama Lukman tsb.
"Mbak,harap bersabar ya?Iqbal
dlm mslh besar.Dia kena razia
kelengkapan
dokumen,tertangkap.Ancaman
kurungan,denda dan
cambuk.Ratusan teman
menghadapi hal yg
sama.berdoa saja,pemerintah
bs membantu mereka."jelas
Lukman panjanglebar.
Tak ada kalimat yg keluar dr
bibir Intan.Ia duduk
terkulai,merangkul Rayhan dan
membenamkan kepala anak itu
didadanya.Tangisnya
pecah,meski tanpa suara.Inikah
janji yg akhirnya harus rela
teringkarkan.Anton memeluk
adik dan keponakannya
itu.Hatinya remuk !
Lebaran,suami tercinta msh blm
mendapatkan kepastian
hukuman.
Tak ingn berlamalama dlm
duka,Intan berdiri.Mengajak
kakaknya untk pergi.Satu hal yg
kini Ia minta dlm perjalanan
pulang ; semoga Rayhan tak
menanyakan,kenapa Pak pilot
lupa mengabsen
ayahnya,sehingga tetap berada
ditempat yg tak bisa
dijangkaunya.atau mgkn akan
berkata,apakah tdk ada lg
tempat duduk yg tersisa di
kabin hingga kepulangan
ayahnya terpaksa di
tunda.ya,semoga Rayhan tak
mempertanyakan,setidaknya
untk saat ini.
[ Tamat ]

11/07/10

@MASIH SAMA

,

Ku duduk bersandar pada pohon kamboja, menatap dua batu nisan tampa suara.



Terasa nanar pandang terhalang linang air mata,

Kupanjatkan doa untuk mu wahai ayah bunda.



Istirahatlah kalian dalam lelap panjangmu,

Janganlah terjaga oleh ratap pilu putraputrimu.



Biarlah di dunia fana kami berjuang melawan nasib, percayalah kami bisa jalani ini, hanya senyum kalianlah kekuatan kami,,



Salam terhangat dari anakanak mu ...



'11072010

28/06/10

RONA SENJA

Semilir angin senja menerpa
Pucukpucuk padi menguning pada hamparan

Burung tekukur bersenandung di pelepah
Ramah menyapa pendar cinta mentari jingga.

Capungcapung nan melayang di atas pematang
Berpasang pasang memadu cinta dan kasih sayang.

Indah rona senja di tepian desa,
Penuh pesona pelipur hati nan dirundung lara...

21/06/10

KHAYALANKU

Ingin ku mengajakmu kesana
di lereng bukit itu
di hamparan pinus yang berjajar rapi


Kita berselimut kabut yang memutih
dinginya kan mencubit genit tampa tutur kata


Dihamparan tanah cadas keras itu
kita luruhkan raga
hanyutkan jiwa
tambatkan asa


Lihatlah rerimbun diatas sana
bergoyang seirama debaran jantung dalam dada
tatkala kugenggam lentik jemarimu
dan ku letakkan di dadaku


Ku dekap erat tubuhmu
kubisikan sajak cinta di telingamu


Biarkan rindu mengalir dalam nadi
biarkan cinta menghangat dalam darah


Kabut semakin tebal
tubuhpun mulai menggigil

Tapi aku tak rela melepas keindahan ini bersamamu...

16/06/10

RESAH 2

Resah hati saat tiada ku lihat kau hari ini, Entah kenapa rasa khawatir selalu ada didalam dada ini, Nantikan kehadiramu disini di beranda ini, Ijinkan aku, menjemput senyum manismu wahai kekasih...

KAU TELAH PERGI

Raib sudah harapan diri,

Enyah sudah tiada tersisa lagi,

Nafasku sesak setelah sadari kau telah pergi,

Ijinkan ku bersimpuh tuk memohon kau kembali...

14/06/10

BIANGLALA

Rona pelangi kulihat diwajahmu nan ayu, Enyahkan benci saat hati disulut api cemburu, Nyaman rasanya berteduh pada sorot matamu itu, Isak tangispun reda terhapus tutur katamu...

13/06/10

HARAP

Riuh sang bayu kian menerjang,

Entahlah, mungkin hujan kan segera datang.

Nikmati saja dinginya malam yang kelam,

Impikan saja kehadiranya dalam remang yang panjang...

12/06/10

RINDU

Rintik hujan di saat senja,

Endapkan rindu pada genangnya,

Nyanyian lirih bersenandung dalam remang,

Impikan kehangatan cinta yang terpendam...

11/06/10

TAK BISA

Rasanya ingin bersorak, bernyanyi, dan menari... tapi ,,

Entahlah... aku terlalu yakin aku tak kan pernah bisa melakukanya.

Namamu terlalu indah terlukis pada dinding hati ini,

Ijinkan ku seka air matamu, disaat ikatan tali cintamu pudar dimakan waktu

10/06/10

RAPUH

Rapuh jiwa ini bagai kayu lapuk dimakan usia,

Erat kugenggam asa yang kian kandas diujung senja,

Nelangsa diri yang semakin terasing di tengah samodra cinta,

Impian pun tiada ber arti saat terlelap pada suatu tidur yang panjang.

08/06/10

NELANGSA

Rintik hujan riuh redam mendera bumi pertiwi,

Enggan berlalu walau musim telah usai,

Nelangsa ku terhempas di antara deras derainya,

Ingkari janji hati yang tiada terbeli...

04/06/10

KEANGKUHAN

Malam yang dingin ketika hati tiada bergeming, Terbaring beku berselimut rindu tampa akhir.
Ruang hati seluas samodra biru, Semakin hampa disaat pintu terkunci rapat oleh keyakinan diri.
Dan ketika malu itu berteman keangkuhan, Nyanyian serangga malam pun tiada pernah ia dengar.
Detak detak jantungnya tak lagi pernah ia rasa, karena sebenarnya ia telah mati berselimut mimpi tiada bertepi.

26/05/10

SEBUAH WAJAH

Raut wajah itu, terlihat letih dan sayu.

Entah berapa banyak beban yang ia sandang, mungkin ia sudah lelah berjuang.

Namun wajah itu tersenyum, pelahan ku jamah cermin usang yang aku pegang.

Inikah wajahku, sungguh tidak ada yang bisa di banggakan, tapi ini wajahku, wajah yang mulai layu dalam sebuah penantian panjang.


Inilah wajahku yang masih tampak pada cermin usang.

04/05/10

CINTA TIDAK BUTA

Benarkah cinta itu buta ?
Jawabnya tidak !!!
Cinta bisa melihat, cinta bisa mendengar, cinta bisa mengerti, cinta bisa memberi, cinta bisa berbagi, cinta bisa merasa.
Yang buta itu nafsu !!!
Nafsu memiliki, nafsu menguasai, nafsu menyakiti.
Karena nafsu tidak mempunyai mata, karena nafsu tidak mempunyai telinga, karena nafsu tidak mempunyai hati.
Namun apakah cinta bisa dipisahkan dari nafsu ?
Jawabnya juga tidak !!!
Karena cinta dan nafsu bagai siang dan malam, karena cinta dan nafsu bagai laki laki dan perempuan.
Cinta dan nafsu dicipta untuk saling menjaga, cinta dan nafsu dicipta untuk saling mengisi, cinta dan nafsu dicipta untuk saling melengkapi.