22/10/10

JEJAK BAYU DAN RANI #1
Oleh Ayunda Layla Prihapsari

"Kau yakin akan menginap digedung ini sampai besok pagi, Bayu ?" tanya Rani sambil mengibasngibaskan baju, pita merah yangg sedari tadi menalikan legam rambutnya pun dilepas karena basah. Bayu, berdiri disamping gadis belasan tahun itu, terlihat tengah mengamati seluruh isi rumah tua yang kini meneduhi mereka. Dinding tanpa warna, loronglorong gelap dan menyeramkan. Tapi tak ada gedung lain disekitar ini, hanya ada gardu pos kecil, pun di perbatasan kampung sebelah, terlalu jauh andai harus kesana lagi, sedangkan hujan kian deras diluar. Halilintar bersahutan, nyaris tanpa jeda.
"Iya, Ran. Tak ada pilihan lain. Gandeng tanganku !" jawab Bayu lantas menarik tangan mungil Rani, digenggamnya erat. Keduanya adalah sahabat karib, sama2 seneng nglayap. Kali ini, liburan 3hari sedianya akan mereka manfaatkan untuk berpetualang ke Bukit yang menjadi batas kota dengan kampung mereka.
"Tapi...." mata Rani tertuju pada sebuah ruang tanpa lampu, dimana sekatsekatnya hanyalah kaca bening tinggi, meski tak menyentuh langitlangitnya. Katakatanya menggantung, Rani ragu meneruskan.
"hahaha, kau takut ya Ran? kan ada aku bersamamu." jawab Bayu dengan tawa lantang, hingga gaungnya memantul ulang. Ah, Bayu ! tawamu kali ini seperti sengaja hendak menguji nyaliku. Walau jemariku erat Kau pegang, tapi hatimu tibatiba aku merasa tak mengenalimu lagi, gumam Rani dalam gelisahnya.
"ya udah, kalau kamu semantap itu. aku nurut" sahut Rani kemudian. Suasana hening, sesekali terdengar suara daun pintu terbuka paksa oleh terpaan angin, menghentak ditiap ujung gerak. Semakin mencekamkan malam. Tibatiba Bayu melepas genggaman Rani, dan berjalan menuju ke sebuah kamar. Tangannya menyentuh gagang pintu, diputarnya berulangkali, tak berhasil terbuka. Ia mundur beberapa langkah, lantas... 'gubraakkk' daun pintu ambruk, ditendang kaki kokoh Bayu.
"Ran, sini.. cepet. Kita duduk dibagian ini. Lihat, ada bangkubangku kecil dan meja kayu." Bayu berteriak gembira, lalu berlari kearah Rani. menuntun gadis itu menuju ruang yang dia tunjukan tadi. Rani masih tetap menahan gusarnya, menyembunyikan kedalam senyum, agar tak terbaca oleh Bayu. Keduanya kemudian duduk bersebelahan...

JEJAK BAYU DAN RANI #2
Oleh Ayunda Layla Prihapsari

"Nyalain lilin donk,Ran.. korek apinya disaku ransel sebelah kiri." kata Bayu membuka sunyi. Ia lalu berbaring disebelah Rani yang masih duduk dengan bibir gemetar. Tangan kanannya untuk mengganjal kepala, sementara jemari tangan kiri masih digenggam Rani. Gadis itu mengikut perintah Bayu. Ia mulai mengeluarkan isi tas satu persatu. Dua buah buku, alat tulis dalam tepak kecil, alat ibadah, senter, dll. Lilin dinyalakan dan ditaruh diatas meja segi empat usang itu. Rani menghela nafas, sedikit lega karena ada pijar lentera. Ah, setidaknya ia bisa menatap wajah sahabatnya yang kadang menyebalkan itu.
"dasar gelo. tau begini, mending kamu ajak aku hujanhujanan saja diluar." gerutu Rani. Bayu yang lamatlamat mendengarnya, tersenyum geli.Tibatiba ada suara mengagetkan mereka, seperti panci jatuh. Rani ketakutan. ia menggeser posisinya lebih merapat ke Bayu. Dasar Bayu nakal, melihat karibnya panik, ia malah memasukkan sebuah benda kecil ke punggung Rani. kontan saja bocah itu menjerit ! tangan Rani meraih sebuah buku, dilemparkan didada Bayu, hampir saja mengenai wajahnya jika tangan Bayu tak segera menangkis.
"Bayuuuu...!!!" kali ini Rani teriak lebih kencang.
"Puas kamu ? awwas, besuk pagi. aku balas !" ancam Rani, dengan memanyunkan bibir dan mata agak melotot. Bayu terpingkalpingkal mendapati reaksi Rani begitu. Perlahan, Bayu membuka buku yang ditimpukkan padanya tadi. sementara Rani sudah sedikit tenang, membereskan ranselnya kembali.
"hahaha.. darimana kamu dapatkan gambargambarku ini Ran? wah diamdiam kamu pengagum lukisanku juga ya. tuch buktiya kamu kliping." ledeknya pada Rani sambil menunjukkan salahhsatu gambr yang ia buat setahun yang lalu. muka Rani memerah, untung Bayu tak melihatnya.
"jangan GR ya. aku kan cuman ngumpulin aja, buat temen aku kalo duduk diatas punggung kerbau. wkwkwk.." Rani menyangkal lembut.
"halaaah. mana ada maling ngaku !" balas Bayu sengit.
"pokoknya, tidak !! lagian, kalo udah tau aku maling, kenapa ditanya?. lain kali atiati nyimpennya ya." goda Rani menutupi kekalahannya. Mereka tertawa kemudian. Dua jam mereka habiskan waktu diruang itu. Hujan tak mau berhenti. Rani membangunkan Bayu yang baru saja memejamkan mata...