29/09/10

SEDERAS HUJAN PAGI INI
Oleh Jejak Jejak Senja

Hongkong, 200510

Setajam rintik yang menukik
deras rinai menjejaki bumi
hujan pagi ini
kembali menyeret kenangan
tentangmu
sendatawa dibawah lengkung
daun pisang
dibatas kenang
mengapit dua sisi agar tempias
tak membasahi
mengusap bulir2 pd rambutku
ah...tatapmu mencumbu hingga
ujungkaki
jengah oleh sapuanpandangmu
mengelak,tak mampu
desir menjalar
kulihat bukan lagi telaga
dikedua bolamatamu
tetapi sepasang bara api rindu
menyulut membakar hasrat
secambuk petir
mengikat rasa,
kuyup kita
menggigil bersama
tak lagi berpayung,membuang
sang daun
kau dekapku
membawa dalam hangat
cintamu
dan hujanpun
tak sanggup mendinginkan
rindu

CANTIKNYA BUDAYA
Oleh Jejak Jejak Senja

20 Mei 2010
jam 10:04


Merangkum perjalananku
selama hampir duatahun di
bumi Naga.
semoga catatan ringan ini,tak
hanya sbg ajang berbagi,lebih
dari itu untuk samasama kita
belajar tentang apa yang tidak
atau belum kita temui di tanah
Ibu pertiwi,INDONESIA.
Tak jauh beda dengan kekayaan
negri kita,Hongkong dipenuhi
dgn perbukitan dan laut laut
kecil.menyebar rata.pun
penduduk yang
menempatinya,tak jarang yang
berprofesi sbg petani dan
nelayan,meski diakui mayoritas
warga adalah karyawan
perkantoran.Jika di negara
kita,rumahrumah dibangun
melebar,tak begitu dgn
bangunan disini.hampir 80%
pemukiman berupa Flat atau
gedung gedung tinggi.mungkin
memang karena
mengefisienkan lahan dan lbh
efektif juga tentunya.
Yang menarik,adalah Budaya
Antri.
Di stasiun,terminal bis atau
tempattempat pemberhentian
kendaraan,selalu tampak orang
orang berbaris sangat rapi.tidak
ada pengecualian,entah
pemuda yang berdasi,cewek
cantik modis,anak
sekolah,nenek yg duduk dikursi
roda lengkap dgn pengawalnya
ataupun karyawan pemerintah
yg berpakaian nyetil dan
berambut klimis.tak saling
berebut ! masing masing atas
kesadaran,tenang berdiri
menunggu jatah masing masing.
Budaya Jujur,dari hal kecil.
ketika bis atau kereta
datang,mereka termasuk aku
juga didalamnya,masuk satu
persatu.Nah,,cara kami
membayar ongkos adalah dgn
menempelkan kartu
PATADONG [Semacam ATM yg
telah kt isi uang sebelumnya ]
dan cara sederhana ini trnyata
berdampak luarbiasa.bisa saja
kita main selonong tanpa duit
tanpa kartu,apalg jika pak supir
sdng sibuk mengisi catatan
antriannya sndri.namun
lagilagi,semua terencana dgn
tatanan yg indah.jikapun ada yg
nekat,pasti merasa malu sndri.
Budaya Tertib,tak kalah
menarik.
Disini hampir tak ada istilah
macet di jalan.selain karena
terbatasnya jumlah kendaraan
pribadi [parkir mahal lho hehe]
juga memang karena tingkat
Kedisiplinan sgt tinggi.meskipun
jalanan lengang dan sepi,Para
supir tidak akan menerobos
Lampu merah,tanpa
pengawasan polisi lalu lintas
sekalipun.bahkan malam ketika
suasana sepi pun tetap sama.

PESAN DARI LEMBAH SUNYI
Oleh Jejak Jejak Senja

21 Mei
2010 jam 13:33

sebuah pesan,untukmu yang
menjahit waktu dengan menunggu

Tuan,
sungguh bukan ini yang kupinta
jika pada akhirnya mencipta
segores luka
sedari awal telah
kuisyaratkan,jangan mendekati
Himalaya,jika kemudian
rindumu pun turut kelu dan
beku karenanya.
menjauhlah....raup kembali
putih hatimu,kemas dan
pulanglah ke istana damaimu
aku hanya pengembara,yg
mencinta tebing dan bebatuan
terlalu lembut jiwamu tuk turut
dgnku,
banyak duri kan kau
jumpai,merobek halus
kulitmu,,pun akan lelah
ragamu,tempuhi badai,dan
musim tak tentu
Tuan,
jangan menanti di tepian
dermaga
karena aku tak akan melarung
kearah itu
atau bahkan tetap berdiri
disini,tak berlayar kembali
tak akan kau temukan aku di
kapal terakhir yg menujumu
Tuan,
Engkau sendiri tau
kesunyian ini jawabanku
ijinkan aku tetap disini
mendekap sepi
aku hanya tak ingin
ada luka di hatimu
mawar telah diujung beku
abaikan senyum yg msh
menggenangi mimpimu
lihatlah didepanmu
peri peri cantik
mengitari,pilihlah satu
diantaranya
atau malam ini,petiklah kerling
rembulan yg berpurnama
untk menutupi bayang lama yg
msh menjelma.
Tuan,
tak seindah sajakmu kurangkai
pesan bisu ,semoga tak ada
hujan stlh ini sampai
padamu.maafku,disunyiku.

CATATAN MEI, DI SBUAH SABTU PAGI
Oleh Jejak Jejak Senja

Hongkong, 220510

Tanpa sayap
hanya segurat harap
Gadis kecil itu menjelajah langit
menyingkap arakan awan
pada keperkasaan angkasa ia
bertanya
dimanakah dapat menemu
tahtamu ?
tak ada jawaban
terisyaratkan terik maupun
hujan
hai Engkau Sang mata raksasa
dapatkah terangmu tunjukkan
padanya
di bumi manakah kabut dan
angin menyembunyikan
........ diam ..........
kata Gadis Kecil itu
" sedang aku tidak datang dgn
segenggam debu untk
kotamu......."
sembari mengusap butir2
bening yg jatuh luruh dibajunya
yg lusuh