30/09/10

K I T A
Oleh Jejak Jejak Senja

04 Mei 2010
jam 8:19

di ruang hening
Engkau
aku
menggamit
nyeri rindu
kita
cinta
luka
,,, bukan olehku dan olehmu
bilur itu ada ,,,
kita
jemarihati saling berpegangan

INGINKU
Oleh Jejak Jejak Senja

06 Mei 2010
jam 11:38

Langkah hati pasti
menyeret rindu yang terantai
waktu
menimang kangen yang
terbungkus rentang jarak
sering diamku terpaku
bilakah langit memberi warna
pilihan manis pada rasa yang
ada
hening yang ku dapat
sedang jejak terus
merangkak,dilambat lamat
dengarlah Sayang
dalam bisuku aku kan datang
datang
menunggu prasangkamu
melengang
disini tengah kusiapkan
sekotak cinta lama
yang tak dapat kau ukur besar
setianya
Dan hanya itu yang hendak ku
bawa
kehadapanmu
tak bersisa

KETIKA ITU ; HUJAN DI AKHIR TAHUN
Oleh Jejak Jejak Senja

Inikah kita , Sayang ?
berdua begitu hening
di sepanjang jalan
di antara pepohonan hutan
yang tumbuh menjulang
berbaris tak rapi
dimana sisasisa Cahaya mentari
tersirat di antara
batangbatangnya
menerangi sedikit bagian rimba
yang telah menggelap
dimana kita pun
naik turun bukit
dengan kakikaki tak beralas
kini berlumuran lumpur
menginjak genangan air
yang menciprat kemana mana
sesekali kita mengangkat wajah
menengadah ke angkasa
melihat butiran air yang jatuh
menerpa
tepat ketika matahari tiba di
horizon dunia
Ini pertama kalinya [ ketika itu ]
Hujan turun di Akhir tahun
dan ....
Kita tertegun !


[ Hkg 090510 23:59 ]

MAAFKU
Oleh Jejak Jejak Senja

14 Mei 2010
jam 5:51

Di dada mu....
kau kelambu kan warna warni
pelangi
untuk ku bermukim,menari di
antara lapislapis nya
setelah gigil hujan setia
mendera
Di hati mu....
Kau bentangkan sayapsayap
kerinduan
tuk menerbangkan sribu angan
dan cita ku
dan kesanggupan
mengantar,menerobos,
menyentuh langit ke tujuh
Di mata mu....
mengalir bening telaga setia
menantiku
hingga lelahku di beku
hingga jemu ku di bisu
maafkan.....
sampai fajar menyeka lelap
pun masih juga
hati dan rindu ini
berkutat,menggelayut,bersembunyi,,
melekat diantara gumpalan
awan
menjamur pada mega yang
mengabu-abu
menengadah pada rinai hujan
berkecipak dan memerahkan
mata di deras iramanya
tanpa mempedulikan
kehadiranmu....
sungguh maafku......
ijinkan kuberlalu
tanpa semua itu....
waktu yang akan
menjelaskannya
tentang kesendirian yang
kupilih sbg jawaban
agar suci cintamu tak smakin
terluka
dgn 'iya' jika hanya hampa....
[ dedicated 4
Some1........kebesaran hatimu
yg kudamba,aku hny insan
biasa.terlalu biasa..salam ]

29/09/10

SEDERAS HUJAN PAGI INI
Oleh Jejak Jejak Senja

Hongkong, 200510

Setajam rintik yang menukik
deras rinai menjejaki bumi
hujan pagi ini
kembali menyeret kenangan
tentangmu
sendatawa dibawah lengkung
daun pisang
dibatas kenang
mengapit dua sisi agar tempias
tak membasahi
mengusap bulir2 pd rambutku
ah...tatapmu mencumbu hingga
ujungkaki
jengah oleh sapuanpandangmu
mengelak,tak mampu
desir menjalar
kulihat bukan lagi telaga
dikedua bolamatamu
tetapi sepasang bara api rindu
menyulut membakar hasrat
secambuk petir
mengikat rasa,
kuyup kita
menggigil bersama
tak lagi berpayung,membuang
sang daun
kau dekapku
membawa dalam hangat
cintamu
dan hujanpun
tak sanggup mendinginkan
rindu

CANTIKNYA BUDAYA
Oleh Jejak Jejak Senja

20 Mei 2010
jam 10:04


Merangkum perjalananku
selama hampir duatahun di
bumi Naga.
semoga catatan ringan ini,tak
hanya sbg ajang berbagi,lebih
dari itu untuk samasama kita
belajar tentang apa yang tidak
atau belum kita temui di tanah
Ibu pertiwi,INDONESIA.
Tak jauh beda dengan kekayaan
negri kita,Hongkong dipenuhi
dgn perbukitan dan laut laut
kecil.menyebar rata.pun
penduduk yang
menempatinya,tak jarang yang
berprofesi sbg petani dan
nelayan,meski diakui mayoritas
warga adalah karyawan
perkantoran.Jika di negara
kita,rumahrumah dibangun
melebar,tak begitu dgn
bangunan disini.hampir 80%
pemukiman berupa Flat atau
gedung gedung tinggi.mungkin
memang karena
mengefisienkan lahan dan lbh
efektif juga tentunya.
Yang menarik,adalah Budaya
Antri.
Di stasiun,terminal bis atau
tempattempat pemberhentian
kendaraan,selalu tampak orang
orang berbaris sangat rapi.tidak
ada pengecualian,entah
pemuda yang berdasi,cewek
cantik modis,anak
sekolah,nenek yg duduk dikursi
roda lengkap dgn pengawalnya
ataupun karyawan pemerintah
yg berpakaian nyetil dan
berambut klimis.tak saling
berebut ! masing masing atas
kesadaran,tenang berdiri
menunggu jatah masing masing.
Budaya Jujur,dari hal kecil.
ketika bis atau kereta
datang,mereka termasuk aku
juga didalamnya,masuk satu
persatu.Nah,,cara kami
membayar ongkos adalah dgn
menempelkan kartu
PATADONG [Semacam ATM yg
telah kt isi uang sebelumnya ]
dan cara sederhana ini trnyata
berdampak luarbiasa.bisa saja
kita main selonong tanpa duit
tanpa kartu,apalg jika pak supir
sdng sibuk mengisi catatan
antriannya sndri.namun
lagilagi,semua terencana dgn
tatanan yg indah.jikapun ada yg
nekat,pasti merasa malu sndri.
Budaya Tertib,tak kalah
menarik.
Disini hampir tak ada istilah
macet di jalan.selain karena
terbatasnya jumlah kendaraan
pribadi [parkir mahal lho hehe]
juga memang karena tingkat
Kedisiplinan sgt tinggi.meskipun
jalanan lengang dan sepi,Para
supir tidak akan menerobos
Lampu merah,tanpa
pengawasan polisi lalu lintas
sekalipun.bahkan malam ketika
suasana sepi pun tetap sama.

PESAN DARI LEMBAH SUNYI
Oleh Jejak Jejak Senja

21 Mei
2010 jam 13:33

sebuah pesan,untukmu yang
menjahit waktu dengan menunggu

Tuan,
sungguh bukan ini yang kupinta
jika pada akhirnya mencipta
segores luka
sedari awal telah
kuisyaratkan,jangan mendekati
Himalaya,jika kemudian
rindumu pun turut kelu dan
beku karenanya.
menjauhlah....raup kembali
putih hatimu,kemas dan
pulanglah ke istana damaimu
aku hanya pengembara,yg
mencinta tebing dan bebatuan
terlalu lembut jiwamu tuk turut
dgnku,
banyak duri kan kau
jumpai,merobek halus
kulitmu,,pun akan lelah
ragamu,tempuhi badai,dan
musim tak tentu
Tuan,
jangan menanti di tepian
dermaga
karena aku tak akan melarung
kearah itu
atau bahkan tetap berdiri
disini,tak berlayar kembali
tak akan kau temukan aku di
kapal terakhir yg menujumu
Tuan,
Engkau sendiri tau
kesunyian ini jawabanku
ijinkan aku tetap disini
mendekap sepi
aku hanya tak ingin
ada luka di hatimu
mawar telah diujung beku
abaikan senyum yg msh
menggenangi mimpimu
lihatlah didepanmu
peri peri cantik
mengitari,pilihlah satu
diantaranya
atau malam ini,petiklah kerling
rembulan yg berpurnama
untk menutupi bayang lama yg
msh menjelma.
Tuan,
tak seindah sajakmu kurangkai
pesan bisu ,semoga tak ada
hujan stlh ini sampai
padamu.maafku,disunyiku.

CATATAN MEI, DI SBUAH SABTU PAGI
Oleh Jejak Jejak Senja

Hongkong, 220510

Tanpa sayap
hanya segurat harap
Gadis kecil itu menjelajah langit
menyingkap arakan awan
pada keperkasaan angkasa ia
bertanya
dimanakah dapat menemu
tahtamu ?
tak ada jawaban
terisyaratkan terik maupun
hujan
hai Engkau Sang mata raksasa
dapatkah terangmu tunjukkan
padanya
di bumi manakah kabut dan
angin menyembunyikan
........ diam ..........
kata Gadis Kecil itu
" sedang aku tidak datang dgn
segenggam debu untk
kotamu......."
sembari mengusap butir2
bening yg jatuh luruh dibajunya
yg lusuh

04/09/10

MENDUNG DI PELABUHAN RATU
Oleh : Perempuan Di Keheningan

Tantri pulang dgn bau mulut yg
tak asing lagi.Langkahnya
sempoyongan,rambut yg
tadinya digelung rapi kini
berantakan.Pun ocehan yg
keluar dari bibirnya dapat
ditebak,adalah rentetan gumam
serupa orang edan.Bi
Inah,pembantunya bergegas
membukakan pintu dan
memapah masuk ke dalam
kamar.Dilepaskannya sepatu
dan ikat pinggang nona cantik
itu."sampai kapan mau
begini,Non?"keluh Bi Inah
sembari mengelus
dada.Maklum,dia adalah
pengasuh Tantri sejak
kecil.Hampir smua peristiwa
dirumah juragan yg telah
menganggapnya sbg keluarga
itu,Ia tau.Sering ia menangis
menyaksikan Tantri pergi
petang pagi pulang dan selalu
dlm keadaan mabuk.
Tantri,putri satusatunya
pasangan pengusaha ternama di
kota Subang,seharusnya tak
perlu mengalami nasib seperti
ini.Gadis berbodi sexy lulusan
sebuah perguruan tinggi dgn
titel sarjana,segala fasilitas
hidup hampir dipastikan tdk
bakal kepayahan,terpaksa
menelan pil pahit setelah
menjadi korban perlakuan
biadab seorg lelaki hidung
belang,yang tak lain adalah
calon suaminya sendiri,hasil
perjodohan.
Setahun yang lalu,pada
pertengahan
desember,derasnya hujan yg
mengguyur kotanya adalah
saksi,awal kisah kelam gadis
itu.
Sepulang menghadiri pesta
pernikahan sahabatnya,Tantri
diantar Amir menuju villa
orgtuanya di Puncak.Hanya
berdua.Kebetulan pak
Karman,supir pribadinya tengah
cuti duahari di kampung
halaman.
Tak ada kecurigaan atau
firasat,apalagi mengingat ia
adalah calon pendamping
hidupnya,yang tentu akan
menjaga dan melindunginya.
"Mas Amir sudah telpon ke
Papa ya ?" tanya
Tantri.Sementara Amir yg
memegang kemudi,hanya
menjawab dgn anggukan.
"Papa kok tidak menghubungi
Tantri dulu,juga gak ngasih tau
kalo malam ini mau nginap di
villa " kali ini,Tantri
memberanikan diri
menyodorkan pertanyaan pd
Amir,lbh spesifik.
"Papa tadi cuman pesan,kita
disuruh kesana."jawab Amir
tanpa menoleh pd Tantri.Gadis
menghela nafas,berharap apa
yg dikatakan Amir adalah
benar.
[ cttn ini terbagi atas 2
bagian.Bagi yg merasa
request,mhn di tggu bentar
lanjtnya.dan silakan
disimak.kritik n saran,dibuka ]

MENDUNG DI PELABUHAN RATU #2
Oleh : Perempuan Di Keheningan

Lengang,tak ada sesiapa di dlm
villa itu.Hanya satpam yg
berjaga dipintu gerbang dan
seorang tukang rumput yg oleh
papanya Tantri diberi
kepercayaan untk menjaga
tempat tsb,tidur di ruang
belakang dgn bangunan
terpisah.Diluar hujan masih
sangat deras,petir sesekali
menyambar.Berdua mereka
turun dr mobil.Tibatiba tangan
Amir meraih gagang pintu dan
mengambil kuncinya stlh
mereka berada didalam.Tantri
kebingungan.entah setan mana
yg tlh merasuki pikiran
Amir,malam itu Tantri seperti
santapan seekor
singa.Perlawanan Tantri justru
membuat Amir
geram.Ditamparnya gadis itu
berulangkali hingga tak
sadarkan diri,kemudian
dilampiaskan keinginannya
trhdp gadis itu.Rupanya tak
cukup,tubuh Tantri dibopong ke
mobil,meninggalkan
villa,menuju Pelabuhan Ratu.
Disebuah rumah
kontrakan,Tantri dijadikan
bulanbulanan Amir dan 2 org
temannya,lantas di tinggalkan
begitu saja.Hingga keesokan
harinya,ditemukan seorg ibu
muda yg bermaksud mengantar
surat pd penghuni rumah.
Luka itu tak terkata.Dua bulan
lbh Tantri mendekam di
kamar,tatapan kosong
menerawang.Hingga suatu
hari,ia pergi ke sebuah
bar.menghabiskan
malammalamnya disana.
Bahkan kini,ia jatuh dari satu
pelukan lelaki ke lelaki
lain.Berharap kelak dapat
menemukan Amir untk
kemudian menikam atau
menjerat lehernya,agar
merasakan kepedihan serupa.
Namun sampai saat ini,nama
Amir bahkan tak pernah
didengarnya lagi.
[ maaf ya,tak sempurna ku
tulis... ]

03/09/10

LEZATNYA SEBUAH JANJI
Oleh : Perempuan Di Keheningan

Intan masih saja sibuk menata
kamar dan ruang tamu,padahal
jam telah menunjukkan pukul 9
pagi.Waktu dimana Ia harus
segera berangkat menjemput
kepulangan Iqbal,suaminya dari
rantau. Belum selesai
memasang taplak meja,tibatiba
Ia dikejutkan oleh bunyi klakson
mobil milik Anton,sang kakak
yang diminta untk
mendampinginya ke Bandara.
"Ntan...cepet,udah siang.Ntar
terlambat lho"begitu teriak
Anton memanggil Intan,adik
semata
wayangnya.Keduanya,meskipun
telah samasama menikah dan
berlatar belakang ekonomi yg
jauh berbeda,tetaplah menjadi
sepasang adikkakak yang saling
mengasihi seperti ketika masih
kanakkanak dulu.
"Iya Mas.Bentar ah,ngambilin
jaket buat Rayhan dulu."jawab
Intan dari dalam
rumah.Rayhan,malaikat kecil
buah perkawinan Intan dgn
Iqbal 6thn yg lalu,kini telah
berusia 4thn.Bocah kecil itu
hampir tak pernah
bertatapmuka dgn sang
ayah,lantaran nasib
membawanya jauh
terpisah,demi masa
depan.ya,lagilagi sbuah alasan
yg kadang membuat kt menelan
ludah ktka
membicarakannya.Ironis,di
kampung yg terkenal gemah
ripah loh jinawi,kaum lelaki
justru kesulitan mencari
nafkah.Lapangan pekerjaan
susah didapat,kecuali bagi
mereka yang memiliki sawah
atau kebun.Itupun,kini ratarata
telah dikuasai sebagian
pendatang baru yang punya
modal cukup
gede,menggandeng para
tengkulak dan beberapa gelintir
pengayom rakyat yg masih bisa
di cokol dgn berlembarlembar
rupiah demi untk mendapat
persetujuan warga agar
bersedia menjual lahan mereka
pd para tuantuan
itu.Alhasil..negara tetangga lah
tujuan satusatunya untk dpt
mengadu nasib menyambung
hidup keluarga.
Dan,Iqbal adalah salahsatu dari
jutaan Buruh Migran
tersebut,terhitung sejak Rayhan
berusia 3bulan dalam
kandungan.Namun
demikian,kepahitan kepahitan
rumahtangga yg mereka alami
tidaklah menyurutkan keduanya
untuk tetap hidup dalam satu
ikatan.

[ sambungan msh dlm
proses..harap
bersabar.hehe..mengisi waktu
malamku dgn belajar
menulis.Kritik
saran,dipersilakan ]

LEZATNYA SEBUAH JANJI #2
Oleh : Perempuan Di Keheningan

Bertiga merekapun berangkat
menuju Juanda.Disepanjang
perjalanan,Rayhan yang
tergolong bocah pintar itu
bersenandung riang.Ada saja
polahtingkahnya yg membuat
gemas.Sesekali Ia melemparkan
suatu tanya."Buk,kenapa sich
roda itu kok bulet?".."Buk,kalo
lampunya merah kenapa
berhenti?harusnya pas nyala
hijau saja ya mobilnya gak
boleh jalan!"..tentu saja dgn
lidah cedalnya yg justru
semakin membuat Intan dan
Anton kadang
terpingkalpingkal..Ah,barangkali
saja,naluri bocah itu yg terlalu
peka.Sedemikian bahagianya
menyambut kedatangan sang
Ayah.Hampir 2jam
perjalanan,mobilpun memasuki
area parkir Bandara.
"Jam berapa pesawatnya
mendarat,Ntan ?" tanya Anton
membuyarkan lamunan
Intan.Intan pun sontak gagap
dibuatnya.
"Eh..ehmm,anu..jam 11.10 Mas"
jawab Intan gugup.Ada
perasaan aneh yg menjalar
dibenaknya,namun segera Ia
tepis.Merekapun turun.Intan
menggendong Rayhan.Anton
berjalan
disampingnya.Memasuki
terminal 3.
"Sudah lewat dr setengah jam
lho,Ntan.Kok Iqbal blm nongol
juga.Coba kamu ke ruang
informasi,tanya ke
Petugas.Rayhan biar aku yg
gendong"cerocos Anton
membujuk adiknya itu.Ternyata
Anton jg menyimpan
kegelisahan yg sama.Hanya saja
keduanya saling menutupi.
"Mas,,tidak ada nama Mas Iqbal
di pesawat itu tadi.Bagaimana
ini ?"wajah Intan mulai
memucat.Beberapakali Ia
tampak menggigit bibir
menahan getir.Satu dua jam
berlalu,tetap tak menemukan
sosok suami yg Ia
tunggutunggu.
"Istirahat sebentar Ntan.minum
air dulu.Nich.."ujar Anton
sambil menyodorkan sebotol air
mineral kpd adiknya.Ia
mencoba menenangkan dgn
menepukbahu Intan.Sementara
keduamatanya masih menyisir
pintu keluar terminal
3.Resahnya tak kalah hebat dgn
kekhawatiran Intan yg terlukis
dr nanar mata Intan.meredup
pelan..serupa harapanharapan
yg sedari pagi td telah rapi
tertata.
"Dik,pertengahan Ramadhan
aku pulang.Agar nanti Lebaran
kita bisa menikmati waktu
bersama Rayhan.Aku juga
kangen sama anak kita."adalah
penggalan dr surat yg Iqbal
kirimkan sebulan yg
lalu.Bahkan sms2nya pun msh
disimpannya.Tapi kenapa jadi
begini?
janganjangan..ah,mungkinkah
Mas Iqbal pergi ketmpt
lain,atau ??".belum tuntas
angannya menanak
duga,seseorg tlh lbh dl
memangglnya dr arah
belakang.
"Mbak Intan ya ini ?"tanya
lelaki itu,mengulurkan tangan
untk berjabat lantas
menunjukkan foto Intan dan
Rayhan saling berdekapan.Foto
itu yg Ia krmkan pd suaminya
dulu."Mas Iqbal,dimana Mas?
bagaimana keadaannya?Anda
temannya bukan?"Intan
memberondong pertanyaan pd
laki2 yg kemudian diketahui
bernama Lukman tsb.
"Mbak,harap bersabar ya?Iqbal
dlm mslh besar.Dia kena razia
kelengkapan
dokumen,tertangkap.Ancaman
kurungan,denda dan
cambuk.Ratusan teman
menghadapi hal yg
sama.berdoa saja,pemerintah
bs membantu mereka."jelas
Lukman panjanglebar.
Tak ada kalimat yg keluar dr
bibir Intan.Ia duduk
terkulai,merangkul Rayhan dan
membenamkan kepala anak itu
didadanya.Tangisnya
pecah,meski tanpa suara.Inikah
janji yg akhirnya harus rela
teringkarkan.Anton memeluk
adik dan keponakannya
itu.Hatinya remuk !
Lebaran,suami tercinta msh blm
mendapatkan kepastian
hukuman.
Tak ingn berlamalama dlm
duka,Intan berdiri.Mengajak
kakaknya untk pergi.Satu hal yg
kini Ia minta dlm perjalanan
pulang ; semoga Rayhan tak
menanyakan,kenapa Pak pilot
lupa mengabsen
ayahnya,sehingga tetap berada
ditempat yg tak bisa
dijangkaunya.atau mgkn akan
berkata,apakah tdk ada lg
tempat duduk yg tersisa di
kabin hingga kepulangan
ayahnya terpaksa di
tunda.ya,semoga Rayhan tak
mempertanyakan,setidaknya
untk saat ini.
[ Tamat ]